Hukum Pemanfaatan Blog Bagi Guru

mari nge-blogOleh: Rian Hidayat El-Bantany
Guru SMP-SMA Semesta BBS Semarang

Sahabat guru, sesungguhnya nge-blog itu sangat mudah dilakukan jika tahu ilmunya dan ada kemauan untuk mewujudkannya. Ilmu nge-blog sudah banyak tersebar di internet, guru tinggal masuk ke mesin pencari, ketik keyword tutorial nge-blog, ikuti langkah-langkahnya dan jadilah sebuah blog.

Konten blog bisa diisi beragam materi, saya anjurkan untuk istiqomah mengisi konten yang sesuai dengan pelajaran yang diampu. Seperti yang saya lakukan dalam blog saya yang mengisi khusus tentang Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Untuk mempromosikannya ke para siswa, saya biasanya

mencantumkan url blog dalam setiap slide powerpoint, siswa bisa melihatnya setiap kali saya mengajar. Saya juga mengatakan, bahwa siswa bisa mencari bahan belajar disana, karena terkadang saya meng-upload materi ajar disana.

Ada banyak hal yang bisa ditulis guru, ada banyak hal yang bisa dikupas guru. Jadi, ada banyak hal yang bisa diupload guru. Setiap mata pelajaran tentu akan berbeda-beda, tapi jika kita teliti, satu bab saja dari mata pelajaran yang diajarkan, akan bisa menjadi beberapa artikel yang bisa kita tuliskan. Contoh ketika saya membahas tentang iman kepada Hari Kiamat, ada banyak hal yang bisa dikupas guru, misalnya tentang hakikat iman, tanda-tanda kiamat, alur kehidupan menuju surga, surga, neraka, dan banyak hal lainnya.

Dunia tulis menulis bukanlah hal yang baru bagi guru. Guru sangat terbiasa dengan tulis menulis, menulis soal, menulis materi ajar, menulis silabus dan RPP, menulis laporan, menulis komentar untuk siswa, dan sederet aktifitas menulis lainnya. Jika kegiatan tulis menulis ini sedikit diasah dan dibumbui ide kreatif, saya sangat yakin seorang guru bisa menulis buku. Dan sudah banyak kok yang membuktikannya, termasuk saya. Inipun bisa menjadi salah satu penghasilan bagi guru.

“Ah, ribet… tugas sekolah saja sudah menumpuk. Koreksian banyak. Tidak ada waktu lagi untuk berpikir nge-blog.” Mungkin diantara kita ada yang berpikir demikian. Henry Ford pernah mengatakan, “Berpikir adalah pekerjaan yang paling berat dari segala macam pekerjaan. Itulah sebabnya sedikit sekali orang yang senang melakukanya.”

Sahabat guru, memanfaatkan akal adalah kewajiban kita pada akal itu, sehingga bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, jika kita mendiamkan otak kita tanpa karya atau tanpa berpikir, berarti kita telah kufur nikmat atas karunia Allah Swt. Dan kita sebagai guru, tentu terbiasa dengan berpikir, memikirkan materi ajar, memikirkan trik mengajarkan yang baik, berpikir menyelesaikan masalah kesiswaan, berpikir menjadikan siswa berprestasi, dan sebagainya. Dan, marilah kita arahkan, sebagian pikiran kita untuk menciptakan tulisan yang bisa dipasang di blog.

Secara umum, karya itu memang ada berbagai macam; lukisan, hasil ukiran, desain, hasil jahitan, buku, artikel, atau bisa berupa ide-ide segar yang bisa menjadi solusi permasalahan atau dengan membuat buku yang bisa dibaca banyak orang. Banyak sekali jenisnya. Dan, marilah kita fokuskan pikiran kita pada karya yang berbentuk tulisan. Dipasang di blog. Dibaca banyak orang. Begitu banyak manfaat yang disebarkan. Bahkan seandainya kita telah mati sekalipun.

Pengalaman saya membagi waktu untuk nge-blog disela-sela kerja yang cukup padat, yaitu satu jam setiap minggu, hari rabu, sedikit memang, tapi jika istiqomah menjalankan ini, setiap minggunya kita bisa menebarkan manfaat bagi orang lain, dan jadilah kita seperti yang disabdakan Rasulullah Saw sebagai manusia terbaik. Aamiin.

Sahabat guru, saya sangat yakin, otak kita berteriak-teriak mengungkapkan kesenangannya, karena betapa gembiranya ia ketika kita menggunakannya. Neuron-neuron di otak kita akan bersilaturahim (berkoneksi) dengan neuron yang lain ketika kita berpikir, ini artinya jika kita sering menggunakan otak kita, maka akal kita pun akan semakin dinamis dan semakin terasah kecerdasannya.

Oleh karena itu, marilah kita gunakan akal pikiran kita untuk menghasilkan karya tulis, baik berupa artikel, cerpen, catatan harian, renungan, komunikasi dengan siswa, buku, atau apapun tulisan itu, karena yang terpenting adalah kita mengasah otak kita dengan terus berkarya sekecil apapun itu. Yang penting berkarya. Dengan terus berkarya, maka kemampuan berkarya itu akan semakin tajam, kita yang tadinya tidak bisa sama sekali dalam tulis menulis, maka dengan sendirinya kemampuan itu akan semakin tajam, bak punggung pisau yang terus menerus diasah, semakin lama akan tajam juga. Saya mengalami hal ini, bagaimana dulu saya tidak bisa sama sekali menulis hingga akhirnya saya berani memprovokasi orang lain yang seprofesi (guru) untuk menulis. Dulu saya hanya penggila baca, lalu secara perlahan saya melangkah menulis, mulai dari catatan harian, cerpen, artikel hingga terbit di koran maupun majalah, lalu akhirnya menulis buku.

Jika selama ini jangkauan dakwah guru dengan lisan hanya mencakup kelas, kelas, dan kelas. Maka guru yang berdakwah dengan tulisan, dan tulisannya menyebar ke berbagai penjuru negeri, berdakwah dengan jangkauan yang lebih luas, dibaca banyak siswa dari daerah lain, maka siswa didikan tulisan akan membludak dibanding siswa didikan lisan. Tinggal kita memilih sekarang, mau mendidik siswa hanya dengan lisan, atau menggunakan keduanya, lisan dan tulisan?

Hukum Nge-blog Bagi Guru
Lalu, bagaimana hukum nge-blog bagi guru? Saya tentu tidak bisa memunculkan dalil hukum dari al-Qur’an dan Hadits yang berbicara langsung tentang nge-blog. Rasulullah kan tidak nge-blog. Namun saya akan melihatnya dari sisi lain. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari).

Nge-blog, tentu saja memberikan manfaat yang besar. Selain bagi pemiliknya bisa interaksi dengan orang lain yang punya konsentrasi sama dengannya atau bahkan diluar itu, juga bisa menjadi multilevel kebaikan ketika apa yang disampaikannya di blog menjadi bermanfaat bagi orang lain. Misalnya; seorang guru Agama Islam, menyebarkan powerpoint karyanya di blog pribadinya, diunduh oleh orang lain, disampaikan kembali kepada orang lain baik melalui pembelajaran atau berbagi file, maka penyebar pertama akan mendapatkan pahala kebaikan karena telah menyebarkan ilmu, lalu mendapatkan investasi pahala yang terus mengalir karena telah disampaikan lagi oleh pihak kedua kepada pihak ketiga, bayangkan jika ini terus mengalir, seperti itulah pahala yang akan kita dapatkan.

Itu adalah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang bermanfaat adalah 1/3 surga seperti yang Rasulullah sabdakan dalam Shahih Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda,
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya semua amalan kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)

Mau 1/3 surga? Maka sebarkanlah ilmu Anda, salah satunya dengan nge-blog? Dengan menulis. Ilmu bermanfaat yang kita sebarkan akan mengalir terus pahalanya. Investasi hebat untuk akhirat. Jika pahala ini ditumpuk, akan memberatkan mizan kita di akhirat, mizan kita berat, maka dengan rahmat Allah kita akan masuk surga.

Dengan melihat manfaat yang begitu besar ini, maka saya menyimpulkan hukum nge-blog itu SUNNAH MUAKKADAH. Artinya sangat dianjurkan. Oleh karena itu wahai sahabat guru, mari nge-blog!

Wallahu a’lam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rian Hidayat El-Bantany
Semarang, 05 November 2014

Tinggalkan komentar

Asal Pengunjung

" />

All Visitors

Visitors Negeri Jiran